;

Isnin, Mac 09, 2009

Teladan Pemuda Islam.


Saidina Ali Bin Abi Talib K.W.J,

Allah memuliakan seluruh wajahmu,
Daripada bakaran api neraka yang menyala,
Keteguhan di atas tali Aqidahmu,
Mewarnai sebuah perjalanan indah remajamu,

Walaupun ketika itu dikau masih muda,
Namun jiwamu laksana Panglima,
Menggantikan tempat Kekasih Allah S.W.T,
Memagar ketakutan dengan keberanian,

Yang dipancar oleh sinaran Iman,

Di saat berkata orang yang berkata: “Demi Allah tidak ku hirau,
Jika aku jatuh ke atas maut itu, Dan maut itu akan jatuh menghempapku”.

Saidina Saad bin Abi Waqas R.A,

Dikau Pemuda besar jiwanya,
Contoh teladan sebuah pengorbanan,
Memperteguhkan Iman, Aqidah dipertahan,
Di saat menjangkau 20 tahun umurmu,
Dan ibumu berkata kepadamu,
“Tinggalkan agamamu wahai Saad, Atau ibu tidak akan makan dan minum hingga mati”,
Namun,
keteguhan jiwa yang dibaluti cahaya Aqidah,
Sekali-kali tidak merubah pendirianmu,
Di atas tanah keimanan,
Bersiramkan baja ketaqwaan,
Keimananmu tetap dipertahankan,
Maka, bergembiralah dirimu wahai Saad,
Dengan firman tuhanmu yang mulia itu.

Saidina Abdullah bin Abbas R.A,

Wahai Saidina Abdullah,
Kepermudaanmu bukti sebuah kemuliaan,
Yang lahir dalam acuan kecerdikan dan kematangan ilmu,
Di saat bibirmu berkata: “Sesungguhnya Umar mengizinkan aku bersama ahli Badar”,
Serta di saat seorang lelaki berkata: “Pemuda ini diizinkan bersama kita, maka siapa anak kita di sini yang sepertinya?”
Namun,
Umar memuliakanmu dengan kata-katanya: “Sesungguhnya jika kamu mengetahui tentangnya,
Daripada sudut pengetahuan dan kecerdikannya”
Maka,
Di saat Umar bertanya kepada mereka tentang firman tuhanmu: “Jika telah datang pertolongan Allah S.W.T dan pembukaan”
Mereka menjawab,
“Sesungguhnya telah Allah S.W.T telah memerintahkan kepada nabi S.A.W, jika telah dibuka, maka hendaklah bertaubat dan beristighfar kepada Allah S.W.T”,
Lalu,
dengan kemuliaan tuhanmu kepadamu,
Serta kecerdikan sebagai anugerah buatmu,
Engkau mengatakan bahawa,
Firman Tuhan iu adalah sebuah bukti,
Tuhan berbicara tentang kematian kekasih-Nya,
Kerana sesungguhnya,
Tuhan telah juga berfirman:
“Maka bertasbihlah dengan kemuliaan tuhan-Mu dan memohon ampun, Sesungguhnya ia adalah sebenar-benar taubat”.

Saidina Muaz bin Amru R.A.

Saat mudamu,
Engkau lalui dengan penuh kemuliaan,
Mengalir dalam jiwamu darah pahlawan,
Medan Badar sebagai saksi,
Perjuanganmu dalam keteguhan hati,
Mara bergerak,
Demi sebuah perjuangan suci,
Mempertahankan Aqidah dan Agama,
Walaupun engkau tahu pilihanmu hanya dua,
Mati dibunuh atau mati membunuh,
Di saat berhadapan dirimu degan Abu Jahal,
Engkau meluncur laju,
Umpama burung helang yang memburu,
Lantas memukul dan membunuhnya.
Sesungguhnya,
Beruntunglah perjalanan umurmu wahai Muaz,
Sentiasa diberkati dan,
Diredhai Tuhan.

Saidina Mus’ab bin Umair R.A
Allah memuliakan waktu mudamu,
Dengan bebanan dakwah dan pengajaran,
Tanda kefaqihan dan kecerdikan,
Menjadi pendakwah Islam pertama,
Menyusuri bumi di luar Makkah,
Mengisi dada-dada yang dahaga,
Dengan sinar dakwah dan tarbiah,
Di saat engkau bersama 12 orang lelaki,
Pada Bai’ah Aqabah pertama,
Berbaiah bersama rasulullah yang mulia,
Menjauhi permusuhan, pembunuhan ,
Dan segala bentuk kekejian,
Dan,
Di saat Nabi memanggilmu,
Mengamanahkan jiwa mudamu untuk mengajar al-Quran,
Mengajar Islam,
Maka,
Bersinarlah bumi bersejarah Madinah,
Dengan kesungguhan seorang pemuda,
Bernama Mus’ab.
Saidina Abu Dajanah R.A.

Kesungguhanmu terserlah,
Di medan peperangan,
Dan di saat rasulullah berkata,
Sambil memegang pedang baginda,
Engkau tampil dengan wajah keberanian,
Dalam keyakinan,
Engkau menyatakan kesanggupan,
Maka,
Di saat rasulullah S.A.W melihat dirimu,
Dan di saat dirimu di antara dua pedang,
Maka Rasulullah memuliakanmu dengan sabdanya:
“Sesungguhnya perjalanan yang dibenci oleh Allah S.W.T, Adalah kecuali pada tempat ini ( peperangan ).”

Saidina Zubair bin al-Awwam R.A
Nur keyakinan memancar dari jiwamu,
Jiwa yang dibajai dengan keimanan yang jitu kepada Tuhan,
Subur mekar di hati seorang insan,
Yang sentiasa teguh pendirian,
Dan di saat itu,
Tatkala umurmu menjangkau 30 tahun,
Engkau memarahi dirimu sendiri,
Di atas pertanyaanmu kepada Nabi,
Tentang pedang,
Namun,
Nabi melarangmu,
Dan memberikan pedang itu kepada Abi Dajaanah,
Sedangkan engkau anak Ibu Saudara baginda,
Dalam balutan keyakinan kepada tuhan,
Serta kepada Rasul junjungan,
Engkau serahkan segala urusan,
Dan,
Dalam ketenangan engkau berkata:
“Allah dan rasulnya lebih mengetahui”.
Saidina Khunsaa’

Sejarahmu Khunsaa’,
Serta perjalanan anak-anakmu yang gugur syahid,
Di medan Khandak,
Menjadi ingatan dan teladan,
Kepada pemuda di akhir zaman,
Perjalanan seorang insan,
Yang merindukan cinta tuhan,
Ketenangan malam itu,
Engkau hembuskan semangat jihad,
Di dalam jiwa anak-anakmu,
Bibir yang mulia mengukir mutiara indah,
“Wahai anakku, kamu telah Islam, Dan hijrahmu adalah hijrah terpilih, Demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, Kamu adalah anak kepada seorang lelaki, Sebagaimana kamu adalah anak kepada seorang perempuan juga, Dan tidaklah aku berbangga denga rupa kamu, Dan tidak juga dengan keturunan kamu, Maka ketahuilah bahawa negeri Akhirat itu, Lebih baik daripada dunia yang akan musnah,
Bersabar dan bertaqwalah, Supaya kamu menjadi orang-orang yang berjaya.”
Di pagi yang hening itu,
Anak-anakmu dibasahi wudhuk,
Serta bersegera ke tempat mereka,
Mara seorang demi seorang,
Sambil menasyidkan wasiat ibu tercinta,
Hinggalah gugur syahid semuanya,
Maka,
Dalam linangan air mata kegembiraan,
Engkau menadah kedua tanganmu yang mulia,
Melafazkan sejambak kesyukuran kepada Tuhan,
“Segala Puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kematian mereka, Dan aku berharap kepada tuhanku agar dikumpulkan bersama mereka, Di dalam limpahan rahmat-Mu.”

Tiada ulasan:

Selamatkan Kutub Sittah

Selamatkan Kutub Sittah

Pimpinan PMRAM

Pimpinan PMRAM

Ayuh Meriahkannya

Ayuh Meriahkannya

Ingin Menjadi Usahawan Berjaya..Klik sini!

Renungan

A song for gaza

Untukmu Palestin!

Pertahankan Hak Kita

Pertahankan Hak Kita

Pertahankan Hak Kita

Pertahankan Hak Kita